- BUKU SISWA DIGITAL kelas xii
https://jamboard.google.com/d/1mUKoJDvngW6CtyPYPV13lis6UM0egeNJJHpq_tGmWUM/edit?usp=sharing ,
COBA ISI DISINI DENGAN MENGUNAKAN TEKS : NAMA_CONTOH INOVASI
https://jamboard.google.com/d/1mUKoJDvngW6CtyPYPV13lis6UM0egeNJJHpq_tGmWUM/edit?usp=sharing ,
COBA ISI DISINI DENGAN MENGUNAKAN TEKS : NAMA_CONTOH INOVASI
Kelompok 1 ( Simulasi Transaksi )
Tujuan: Membantu siswa memahami proses transaksi menggunakan QRIS dan membandingkannya dengan transaksi tunai.
Cara bermain:.
Setiap orang akan berperan sebagai pembeli atau penjual.
Siapkan beberapa barang dagangan simulasi dan "uang" mainan.
Satu kelompok akan melakukan transaksi menggunakan aplikasi QRIS (simulasi), sementara kelompok lain menggunakan uang tunai.
Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan pengalaman mereka dan membandingkan kelebihan dan kekurangan kedua metode pembayaran.
Kelompok 2: Debat Pro dan Kontra
Tujuan: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa mengenai kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran digital seperti QRIS.
Cara bermain:
Bagi kelas menjadi dua kelompok besar: kelompok yang mendukung penggunaan QRIS dan kelompok yang lebih menyukai pembayaran tunai.
Berikan waktu bagi masing-masing kelompok untuk mempersiapkan argumen mereka.
Adakan debat dengan moderator yang memimpin jalannya diskusi.
Beberapa pertanyaan pemandu yang bisa diajukan:
Apa saja keuntungan menggunakan QRIS bagi masyarakat?
Apa saja risiko yang mungkin terjadi jika kita terlalu bergantung pada pembayaran digital?
Bagaimana cara mengatasi kendala akses terhadap teknologi pembayaran digital di daerah-daerah tertentu?
Kelompok 3: Buat Iklan QRIS Kreatif
Tujuan: Meningkatkan pemahaman siswa tentang manfaat QRIS dan mendorong mereka untuk menjadi duta penggunaan QRIS.
Cara bermain:
Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.
Setiap kelompok diminta untuk membuat iklan singkat (video, poster, atau presentasi) yang menarik dan informatif tentang QRIS.
Iklan harus menyoroti kemudahan, keamanan, dan manfaat lainnya dari penggunaan QRIS.
Presentasikan hasil karya masing-masing kelompok di depan kelas.
Kelompok 4: Memecahkan Masalah
Tujuan: Mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah dan mencari solusi terkait dengan penggunaan QRIS.
Cara bermain:
Siswa beberapa skenario masalah yang berkaitan dengan penggunaan QRIS, misalnya:
Bagaimana mengatasi masalah jaringan saat melakukan pembayaran menggunakan QRIS?
Apa yang harus dilakukan jika saldo e-wallet kita habis saat sedang berbelanja?
Bagaimana cara menjaga keamanan data pribadi saat menggunakan aplikasi pembayaran digital?
Siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok dan mencari solusi untuk setiap masalah yang diberikan.
Panduan Tugas Pribadi tentang Video Perbedaan
Teori Perubahan Sosial Siklus dan Linear dalam Mata Pelajaran Sosiologi
Selamat datang, kita akan membuat video tentang perbedaan antara Teori Perubahan Sosial Siklus dan Linear dalam materi perubahan sosial. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang konsep perubahan sosial dalam masyarakat.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas ini:
Penelitian kecil : Mulailah dengan melakukan penelitian tentang Teori Perubahan Sosial Siklus dan Linear. Carilah sumber-sumber yang andal seperti buku teks, artikel, atau jurnal ilmiah yang membahas kedua teori ini. Pahami konsep dan karakteristik masing-masing teori secara mendalam.
Penyusunan Narasi: Buatlah narasi pendek yang akan menjadi dasar dalam pembuatan video. Narasi ini harus mencakup penjelasan tentang apa itu Teori Perubahan Sosial Siklus dan apa itu Teori Perubahan Sosial Linear. Jelaskan juga perbedaan utama antara kedua teori tersebut.
Berikut contoh narasi yang bisa diikuti:
"Teori Perubahan Sosial adalah pandangan tentang bagaimana masyarakat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada dua teori utama yang membahas tentang perubahan sosial, yaitu Teori Perubahan Sosial Siklus dan Teori Perubahan Sosial Linear.
Teori Perubahan Sosial Siklus berpendapat bahwa masyarakat mengalami perubahan yang berulang dalam pola siklus tertentu. Proses perubahan bergerak naik dan turun seperti roda yang berputar. Perubahan sosial terjadi secara berulang dan masyarakat akan kembali ke titik awal setelah mencapai puncak perubahan.
Sementara itu, Teori Perubahan Sosial Linear beranggapan bahwa perubahan sosial terjadi dalam garis lurus yang berkesinambungan. Masyarakat mengalami perkembangan yang terus berlanjut dari masa lalu menuju masa depan. Tidak ada kembalinya ke titik awal seperti dalam teori siklus.
Perbedaan utama antara kedua teori ini terletak pada pola perubahan yang terjadi. Teori Siklus menekankan pada perubahan berulang yang cenderung mengalami puncak dan kemunduran, sementara Teori Linear menekankan pada perubahan yang berlangsung secara terus-menerus tanpa kembali ke titik awal."
Persiapan Pengambilan Video: Sebelum merekam video, pastikan bahwa ruang kelas masing-masing telah disiapkan dengan baik. Pastikan pencahayaan yang cukup, suara yang jelas, dan latar belakang yang tidak mengganggu perhatian.
Rekam Video: Mulailah merekam video dengan mengikuti narasi yang telah disusun. Pastikan penjelasan tentang perbedaan antara Teori Perubahan Sosial Siklus dan Linear disampaikan dengan jelas dan terstruktur.
Edit Video: Setelah merekam video, lakukan proses editing untuk memastikan video memiliki kualitas yang baik dan mudah dipahami. Anda dapat menggunakan software editing video yang tersedia secara online atau aplikasi di smartphone.
Unggah ke instagram : Setelah video selesai diedit, unggahlah video tersebut ke Instagram @aji_sosiologi yang telah disediakan untuk dikumpulkan.
Ingatlah untuk bekerja sama dengan baik dan menjunjung tinggi etika dalam pembuatan video. Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang Teori Perubahan Sosial dan mengembangkan kemampuan kita dalam mengkomunikasikan ide secara visual. Selamat berkarya dan semoga sukses dalam menyelesaikan tugas ini!
BACALAH ARTIKEL DI BAWAH INI UNTUK MENJAWAB 3 SOAL
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat, masyarakat hidup dalam harmoni dengan alam. Pertanian dan berburu adalah mata pencaharian utama mereka, dan tradisi serta nilai-nilai adat mendominasi kehidupan sehari-hari. Namun, sebuah peristiwa tak terduga datang merubah lanskap sosial mereka.
Seorang antropolog bernama Dr. Rachel tiba di desa ini untuk melakukan penelitian tentang cara hidup dan kebudayaan mereka. Ia membawa bersamanya teknologi canggih yang memungkinkannya untuk mengakses pengetahuan dunia luar. Desa ini belum pernah melihat hal-hal semacam ini sebelumnya, dan para penduduk pun tertarik untuk belajar lebih banyak.
Dengan semangat yang tulus, Dr. Rachel memperkenalkan penduduk desa dengan konsep-konsep baru tentang pertanian berkelanjutan, pendidikan formal, dan pengelolaan sumber daya alam. Ia membangun sekolah kecil, mengajarkan konsep-konsep ilmiah, dan membantu mereka menerapkan teknologi sederhana yang dapat meningkatkan hasil pertanian. Reaksi awal adalah campuran antara rasa takjub dan kebingungan, tetapi pelan-pelan penduduk desa mulai menerima dan merespons perubahan tersebut.
Teori evolusi sosial dapat diterapkan dalam kisah ini. Teori ini berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara bertahap dari bentuk yang lebih sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, sering kali dipicu oleh masukan dari luar yang membawa inovasi dan ide baru. Dalam cerita ini, perubahan mendalam dalam cara hidup desa tersebut dapat diartikan sebagai loncatan evolusi. Dr. Rachel mewakili individu yang membawa perubahan dan kemajuan dari luar, yang mendorong desa untuk mengadopsi konsep dan teknologi baru.
Seiring berjalannya waktu, desa ini mengalami perubahan yang signifikan. Pertanian mereka menjadi lebih produktif, pendidikan melahirkan generasi yang lebih terdidik, dan masyarakat menjadi lebih terhubung dengan dunia luar melalui teknologi. Meskipun perubahan ini membawa manfaat, tetapi juga menimbulkan tantangan baru. Nilai-nilai tradisional dan pola hidup lama mulai tergeser oleh konsep-konsep baru, dan terkadang terjadi konflik antara generasi yang lebih tua dan generasi yang lebih muda.
Namun, dengan bimbingan dan dialog yang terbuka, masyarakat desa belajar untuk menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia. Mereka tetap menghormati warisan budaya mereka sambil mengadopsi inovasi yang dapat memperbaiki kualitas hidup mereka. Kehidupan sehari-hari di desa ini menjadi semakin dinamis dan beragam, tetapi akar budaya mereka tetap ada sebagai fondasi yang kuat.
Kisah desa ini mengingatkan kita bahwa perubahan sosial tidak selalu harus radikal atau menghilangkan nilai-nilai budaya yang ada. Melalui proses evolusi sosial yang terbimbing dan diselaraskan, masyarakat dapat tumbuh dan berkembang tanpa menghilangkan esensi identitas mereka. Ini adalah contoh nyata bagaimana teori evolusi sosial dapat diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari, menggambarkan perubahan yang terjadi ketika ide-ide baru dan inovasi diterima dan diadaptasi oleh masyarakat.
Soal 1: Perubahan Baru dalam Desa
Dalam cerita, Dr. Rachel membawa perubahan baru ke desa agraris. Apa yang dimaksud dengan "perubahan baru" ini? Bagaimana desa menghadapi perubahan ini? Apakah Anda berpikir perubahan tersebut memiliki dampak positif atau negatif?
(Buat minimal 1 halaman buku)
Soal 2: Mengapa Konflik Muncul?
Cerita menyebutkan adanya konflik antara generasi yang lebih tua dan lebih muda terkait dengan perubahan. Mengapa konflik semacam itu muncul? Apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat desa untuk mengatasi konflik tersebut?
(Buat minimal 1 halaman buku)
Soal 3: Belajar dari Cerita Desa
Dalam cerita, desa belajar menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi baru. Mengapa ini penting? Bagaimana kita bisa menerapkan pelajaran dari cerita desa ini dalam kehidupan sehari-hari kita? Apakah Anda memiliki contoh perubahan di sekitar Anda yang memerlukan penggabungan nilai-nilai lama dengan yang baru?
Tuliskan di Buku Tulis , jabarkan dengan jelas kumpulkan di meja saya lengkap
Pasuruan, 27 Juli 2023
Pengertian Perubahan Sosial menurut Para Tokoh sosiologi
Oleh : Ajiansyah Akbar, S.Sos
Berikut adalah beberapa definisi perubahan sosial menurut beberapa tokoh sosiologi :
Emile Durkheim: Emile Durkheim, seorang ahli sosiologi Prancis pada abad ke-19, mengartikan perubahan sosial sebagai proses evolusi masyarakat dari bentuk-bentuk sosial yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Menurutnya, perubahan sosial adalah hasil dari keterpisahan dan integrasi individu dalam masyarakat.
Max Weber: Max Weber, juga seorang ahli sosiologi dari Jerman pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, melihat perubahan sosial sebagai hasil dari perubahan nilai dan ideologi dalam masyarakat. Ia menekankan peranan ideologi, agama, dan sistem nilai dalam membentuk jalannya perubahan sosial.
Karl Marx: Karl Marx, seorang ahli sosiologi dan filsuf dari Jerman pada abad ke-19, menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi akibat konflik antara kelas sosial yang berbeda. Ia berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan hasil dari pertentangan antara kelas-kelas sosial yang memiliki kepentingan dan hak-hak yang berbeda dalam masyarakat.
William F. Ogburn: William F. Ogburn, seorang sosiolog Amerika pada abad ke-20, mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam nilai-nilai, norma-norma, dan teknologi dalam masyarakat. Ia mengidentifikasi dua jenis perubahan sosial: perubahan material (misalnya, perkembangan teknologi) dan perubahan non-material (misalnya, perubahan dalam kepercayaan dan norma sosial).
Pitirim A. Sorokin: Pitirim A. Sorokin, seorang ahli sosiologi Rusia-Amerika pada abad ke-20, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam pola-pola budaya dan struktur sosial masyarakat. Ia membedakan antara perubahan sosial yang berlangsung secara lambat (perubahan sosial lama) dan perubahan sosial yang terjadi secara cepat (perubahan sosial cepat).
Perubahan sosial adalah topik yang penting dan kompleks dalam sosiologi. Pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para tokoh di atas memberikan perspektif yang berbeda-beda tentang bagaimana perubahan sosial terjadi dan apa yang menjadi penyebabnya. Dalam pengajaran kepada siswa, memperkenalkan berbagai perspektif ini dapat membantu mereka memahami perubahan sosial dengan lebih mendalam.
PANDUAN RAPOT KURIKULUM MERDEKA UNTUK GURU - E Rapor SP versi 23.b (PART - 1)
Panduan singkat tentang tugas guru pengajar, dalam pengisian nilai sumatif dan sumatif akhir kurikulum merdeka menggunakan Aplikasi E-Rapor SP 23.B yang dibuat oleh Nyoman Pasek, S.Pd, M.Pd, sumber https://paseksmanda.blogspot.com/. Video ini digunakan untuk kalangan guru SMA Negeri 2 Pasuruan untuk melakukan penilaian pada semester 1 di kelas X Fase E. Semoga video ini bisa membantu memahami dan menggunakan aplikasi E-Rapor SP Versi 23.b
Silahkan berkunjung ke web sederhana kami di https://www.ajisosiologi.my.id Download File :
Download File : https://drive.googlfile/d/1hsuBPrLxAuwVVfV4phJTjilaPEW3wFZa/view?usp=share_li
Panduan Umum Rapor SP Versi 23.a
Informasi Umum pengunaan Rapot SP Kurikulum Merdeka, oleh ADMINISTRATOR. Rapot SP merupakan karya Nyoman Pasek, S.Pd, M.Pd Amlapura, Bali, Indonesia. Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 4, telah mencoba mengembangkan suatu aplikasi manajemen penilaian yang kemudian diberi nama “Aplikasi Rapor Sekolah Penggerak (Rapor-SP)”.
Aplikasi ini dikembangkan sebagai wujud aksi nyata implementasi peran dan nilai guru penggerak di lingkungan pendidikan. Pengembangan aplikasi Rapor SP ini didasarkan atas kajian pengembang terhadap panduan pembelajaran dan penilaian sekolah penggerak serta pengalaman pengembang sebagai seorang pendidik sehingga berhasil membuat fitur-fitur yang komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) untuk dapat memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.
Secara teknis Aplikasi Rapor-SP didesain terintegrasi dengan Aplikasi Dapodik yang dikeluarkan oleh Setditjen Dikdasmen. Aplikasi Rapor-SP menggunakan data dari Aplikasi Dapodik sebagai sumber data/referensi dalam pengelolaan data penilaian di sekolah. Selain mengintegrasikan dengan dapodik, Aplikasi Rapor SP juga dapat mengakomodir data guru yang belum terdaftar di dapodik serta dapat menyesuaikan data wali kelas dan pembelajaran secara lokal tanpa mempengaruhi aplikasi dapodik.
AKSI NYATA - PLATFORM MERDEKA MENGAJAR
Tutorial Memasukan Nilai P5 Kurikulum Merdeka, menggunakan Rapot SP Versi 2023 F, Oleh Guru/ Fasilitator,
"Dari Menari dan Menggambar, Kini Raisa Adzkia Arliansyah Juga Juara Pencak Silat di Kejuaraan Piala Iskandar Said Cup 2023 !" (Selengkapnya)
"Kurikulum Merdeka Belajar: Menemukan Bakat dan Minat dalam Berteater" (Selengkapnya)
"Mata Pelajaran Pilihan Kurikulum Merdeka: Memilih dengan Bijak untuk Masa Depan yang Lebih Cerah" (Selengkapnya)
"Kiat-kiat Berharga untuk Menjadi Juara di Puasa Pertama Anak Anda" (Selengkapnya)
Pembelajaran berdifrensiasi adalah suatu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi belajar siswa secara individual. Strategi ini berusaha untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan, gaya belajar, minat, dan latar belakang siswa dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum baru yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia pada tahun 2021. Konsep ini mengedepankan pemberdayaan siswa, pendekatan holistik, pengembangan keterampilan abad ke-21, serta kesesuaian dengan karakteristik daerah dan kepentingan nasional. * (selengkapnya)